18 Oktober, 2009

Surat untuk Taufiq Ismail


Assalamu'alaikum warahmatullahi, wabarakatu, ,
...
Dari:
eddy Saputra
...
Tambah ke Kontak
Kepada:taufiqism500@hotmail.com

Salam sukses dan sehat selalu untuk Abang Taufiq Ismail dan keluarga, , ,amin, , ,

Saya eddy saputra, domisili di Jakarta dan Pakanbaru,asal Bukittinggi. Ketika saya masih kuliah th 1984, saat itu di pasar Manggarai Jakarta saya membeli kaset dari Group Musik kesukaan saya, Bimbo. Tak sabar rasanya ingin cepat sampai di kost, lalu saya putar dan dengar lagu demi lagu , kontan saja ketika sampai pada lagu Sajadah Panjang, air mata saya jatuh barderai, badan serasa merinding dan bergetar , dan sayapun ulangi lagi ,mendenganrnya sambil menyeka air mata haru. Syair lagu itu lebih tajam dari pedang, sehingga dia telah menyayat hati saya, merobek jiwa saya akan kesadaran, sadar hidup ini akan mati.
Kini setelah 25 x Ramadhan masa terlewati, kita masih diberi hidup, dan akhirnya saya bisa berkunjung ke Rumah Puisi yang sangat indah, diantara Padangpanjang dan Bukittinggi,, diantara Singkarak dan Maninjau dan diantara Merapi dan Singgalang. Hanya satu kalimat, sangat tepat waktu kehadirannya dan strategis.

Saya untuk pertama kali ke Rumah Puisi, tepat hari ke 6 setelah perintiwa G 30 S, abang Subhan yang ramah telah menerima saya dengan memuaskan. Kebetulam saat gempa terjadi saya berada di Padang, besoknya saya menuju Bukittinggi saya melihat papan nama Rumah puisi, saya sangat senang dan bahagia dengan kehadiran Rumah yang indah ini.

Abang Taufik Ismail yang saya hormati dan kagumi, ,izinkan saya menyampai kan sebuah usulan yang lancang pada Abang, walau pun saya bukan siapa siapa di mata Abang , tetapi karya Abang seperempat abad yang lalu telah mampu menitikan air mata saya.

Saya ingin katakan pada kesempatan yang berbahagia ini , berilah Mushola di Rumah Puisi dengan nama Mushola Sajadah Panjang, suatu saat nanti sesuai perkembangan zaman, andai Mushola itu berubah jadi sebuah Masjid yang indah , tetaplah Masjid itu bernaman Masjid Sajadah Panjang. Kenapa saya mengusulkan hal itu, tentu Abang juga paham. Harimau meninggalkan belang , gajah meninggalkan gading, , , ,,
.
Usulan kedua adalah ,bagaimana kalau setiap pengunjung yang datang di manjakan dengan aneka souvenir yang menawan, sebagai tanda kenang kenangan, barang nya bisa saja berupa kaos, jaket, topi, travel bag, payung dan lain lain, nanti dibuatkan logo atau disain cantik yang melambangkan Rumah puisi .Intinya saya ingin mengabdikan diri apa yang saya bisa agar apa yang menjadi keingingnan dari Rumah Puisi di masa depan bisa kita wujutkan. Khusus untuk souvenir karena itu adalah bidang saya, jadi pihak Rumah Puisi tak perlu mengeluarkan modal, cukup menyediakan tempat yang tepat dan sebagaian keuntungan tentu bisa pula sebagai tambahan biaya operasional Rumah Puisi.

Demikianlah yang dapat saya sampikan, salah dan kilaf minta dimaafkan.
Saya doakan kiranya Allah selalu memberi kekuatan dan redhoNya pada Abang Taufiq Ismail sekeluarga, sehat selalu dan tetap berkarya, amin.

Wassala,

Eddy Saputra





Tidak ada komentar:

Posting Komentar