24 Agustus, 2009

Mencari Shalat Khusyu'

Ini merupakan pengalaman spiritual dalam mencari Tuhan, mencari belaian cintaanNya dengan penuh perjuangan dan kerja keras serta kemauan yang kuat dan fokus pada masalah yang di hadapi, yaitu mencari dan merasakan belaian Kasih dari Sang Pencipta. Pencarian ini memerlukan waktu yang lama dan penuh tantangan . Tantangan yang sering dihadapi adalah melawan rasa malas dan jenuh. Sarana untuk itu bisa dengan cara membaca berbagai buku dan literature yanag tersedia banyak sekarang ini, bisa juga mendengar ceramah, mengikuti pangajian atau masuk dalam kelompok pengajian tertentu. Mengikuti komuditas zikir tertentu yang sesuai dengan pilihan hati. Karena sekarang banyak bermunculun kumpulan kumpulan pengajian dan zikir guna menambah ilmu agama sebagai bekal hidup yang sebenarnya.

Berikut saya akan berbagi cerita untuk anda,berbagi pengalaman , siapa tahu diantara pembaca ada yang tergerak hatinya , tergugah perasaan nya untuk mengkoreksi dan memperbaiki cara dia melakukan ibadah selama ini, supaya bisa membuat kwalitas ibadah yang kebih baik lagi,
Saya memang pernah mendengar bahwa ada segelintir orang yang ketagihan melakukan shalat khusyu’ yang menurutnya dia menemukan sang Kekasih di dalam shalatnya. Bagaimana mungkin , begitu saya beranggapan pada mulanya. Saya juga pernah menemukan orang yang kalau sholat suka menangis , dan bahkan ada yang terisak isak dengan berurai air mata. Ketika saya masih satu rumah dengan keluarga di kampung dulu, sering saya dapatkan Abak ( AYAH SAYA ) kalau shalat terkadang menangis, ketika suatu saat saya tanyakan hal itu, beliau mengatakan bahwa menangis tersebut tidak dibuat buat dan tidak bisa pula di tahan tahan. Kalau hati nurani sudah tunduk, kepasrahan sudah diserahkan , lalu kalbu bergetar, perasaan kian hanyut dengan jiwa berserah diri lalu total pasrah, tak terasa air mata keluar. Menangis di sajadah ketika beribadah tak kala berjumpa dengan sang Kekasih , itulah yang dirindukan beliau kalau shalat. Ketika seseorang melakukan shalat khusyu’, maka terjadilah komunikasi dua arah, online kata orang sekarang. Kebanyakan kita kalau shalat hanya menjakankan perintah saja, kontak ke Allah yang terjadi hanya satu arah. Itupun terkadang asalan saja, sekadar membayar hutang , tidak ada roh shalatnya dan hampa. Celakanya lagi ini berlaku sepanjang hari, sepanjang tahun. Semoga kita tidak termasuk orang golongan yang seperti itu.

Begitu juga dengan ibadah yang lainya seumpama berzikir dalam kita menyembah kepada Allah ta’ala. Kala itu kita terasa sangat kecil, tak ada yang bisa dibanggakan ,tak ada yang perlu kita sombongkan, semua kepunyaanNya, bahkan diri kita. Denyut nafas kita kepunyaan Dia, semua tumbuhan dan binatang , baik besar maupun kecil , dan bahkan molekul dan otom pun milikNya , semua tak ada yang terlepas dari pengetahuanNya, semua yang ada di langit dan di bumi serta diantara keduanya. Subhanallah. . . . .

Ada sebuah kisah di zaman Rasullulah dulu , di sebuah pertempuran ada seorang sahabat yang terluka dalam peperangan , tubuhnya terkena anak panah , ketika akan di cabut anak panahnya alangkah perihnya sehingga tak sanggup dia menahan rasa sakit yang luar biasa.Tak lama kemudian di melakukan shalat dua raka’at, ketika sahabat itu sholat dengan khusuknya, dicabutlah anak panah oleh sahabat lainnya yang masih menempel di badannya, dan tidak dia rasakan sakit. Begitulah kalau seorang hamba sedang berjumpa dengan Tuhannya dalam shalat. Apa yang terjadi dengan raga tak dirasakannya lagi, yang ada hanya belaian Sang Kekasih yang dia rasakan.Dia hanyut dalam kerendahan hati , dibawah cinta dan kasih sayang Nya.

Aduh , , ,apa bisa kita mendapatkan suasana shalat seperti itu khusyu’nya, sampai sampai kita tidak merasakan dan tidak ingat lagi dengan lingkungan kita. Kita tidak mempedulikan lagi disekitar kita. Jawabannya adalah , anda bisa mempelajari sholat khusyu’ asal anda mau , seperti yang di contohkan oleh Nabi Besar Muhammad SAW. Bagaimana caranya, caranya adalah anda harus belajar dan berguru pada Allah, berguru kepada yang sudah tinggi Ilmu nya khususnya tentang shalat dan segala sesuatu yang berhubungan hal hal yang menuju kepada kekhusyu’an. Tentu ada adabnya , ada aturannya , ada caranya. Karena itu belajarlah mumpung masih ada waktu, mumpung masih kuat, sadarilah bahwa waktu terus bergulir, masa selalu berobah. Jam dinding selalu berdetak, jalannya tak akan pernah mundur tetapi selalu maju kearah kanan,selalu maju mengitari titahnya. Sama seperti bumi dan matahari yang selalu tepat waktunya berputar mengikuti aturan yang sudah ditetapkan Sang Maha Pencipta.

Sebagai referensi untuk mempelajari shalat khusyu’ bisa anda lihat dan pelajari pada website: www.shalatcenter.com atau http://www.zikrullah.com/. Andai anda kesulitan dengan menggunakan computer, mungkin jauh dari warnet atau tidak terdapat jaringan yang menghubungkan anda dengan internet, bisa juga anda beli Buku Pelatihan Shalat Khusyu’ karangan Abu Sangkan.
Anda belum terlambat dan masih tersedia waktu, mungkin anda tak percaya, tapi ini adalah fakta. Anda baca, anda coba, dan InsyaAllah anda bisa.

18 Agustus, 2009

M I M P I

Semalam aku bermimpi, mimpi yang indah sekali.
Kau akan pergi , pergi mengunjungi aku di lembah subur di seberang bukit batu
Kau bawakan aku sesuatu yang sangat aku rindu, rindu yang tak pernah padam
Sementara udara sejuk menghembus desa subur, suburkan rakyat dengan kedamaian
Aku tersentak dari mimpi, mimpi yang indah sekali
Indah sekali
180820009

17 -08 - 2009

Hari ini Senen, tanggal 17 Agustus 2009 , bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 64. Seperti kebiasaan yang sudah berjalan puluhan Tahun, hari besar ini dirayakan oleh bangsa Indonesia dengan berbagai acara dan kegiatan , dari pusat kota sampai ke pelosok kampung. Tentu saja sangat beragam bentuk acara hajatan tahunan yang sudah dari tahun ke tahun dilaksanakan di negeri ini.

Selama 64 Tahun Negeri ini Merdeka, sudah ( 6 ) enam orang yang memimpin Republik ini.Yang pertama sekaligus Prokamator kita, Presiden Pertama Republik Indonesia adalah Ir.soekarno, Selanjutnya adalah Soeharto, Burhanuddin Jusuf Habibi, KH Abdurrahman wahid, Megawati Soekarno Putri dan Presiden yang berkusa sekarang adalah Susilo Bambang Yudoyono, lebih popular di panggil bapak SBY.

Dalam rangka memeriahkan hari kemenangan ini sangat banyak ragam permainan atau aneka perayaan yang sudah biasa dilaksanakan di seantero Nusantara , antara lain pertandingan domino, pertandingan berbagai olah raga, atletik, pacu sampan, tarik tambang, adu cepat makan ,berlari dalam karung , panjat pohon pinang, pentas musik tradisional, lomba orasi dan pidato,,orgen tunggal dengan tariannya, gerak jalan indah, pawai, menghias kampung atau gapura,lomba penulisan, sampai kepada acara puncaknya yaitu upacara bendera, memperingati Detik Detik Proklamasi. Sudah menjadi kebiasan di seluruh Indonesia ,khusus Upacara Bendera ini dilakukan sekitar Jam 10 di pagi hari. Serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia

Saya masih ingat ketika masih kanak kanak juga pernah ikutan perayaan Tujuh Belas Agustus ini, kala itu kami masih Sekolah Dasar di sebuah kota yang indah dan damai di Sumatra Barat.Saya sangat merasa bangga karena dipilih oleh ibu guru saya untuk memegang bendera Merah Putih. Saya pegang dengan mantapnya, tetapi pegel juga rasanya karena dibawa terus di sepanjang jalan. Waktu itu kami pawai karnaval keliling kota, berarak arak, bersuka ria dan berpanas panas di terpa sinar matahari di sepenjang jalan yang dilalui. Saya termasuk beruntung karena berpakaian necis dan rapi serta bersepatu pula. Merek sepatunya Festakus. Sementara teman saya ada yang tak bersepatu, pakai celana dan baju robek, atau dibuat lusuh dan dirobek seolah olah kala itu zaman penjajahan, masa perjuangan. Muka dan sebagian tangan di olesi arang tempurung agar berkesan serem dan mengingatkan keadaan melawan penjajah waktu itu. Sebagian lagi bertelanjang dada dengan rambut acak acakan, malah ada yang bersedia untuk digunduli, di botakin, lalu di kepala plontosnya ditulisi dengan spidol antara lain kalimat yang berbunyi , Merdeka atau Mati, Maju tak Gentar, Pekik Merdeka dan sebagainya .Pokoknya heroik dan patriotisme sekali kesan yang ditimbulkannya. Ada diantaranya membawa tepe recorder, sambil disambungkan ke pengeras suara yang pakai accu, mengalunkan lagu lagu perjuangan , sambil sesekali diselingi dengan membaca sajak dan bergaya teatrikal berjalan.

Itulah saat saat perayaan Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang paling meriah yang pernah saya rasakan dan berkesan sampai sekarang. Kejadian itu di tahun 70 an, ketika kami akan mempersiapkan ulangan umum, artinya tahun depannya kami sudah bukan anak Sekolah Dasar lagi.
Setelah itu sepertinya masa cepat saja berlalu hari berganti minggu,minggu berganti bulan ,bulan berganti tahun, tahun berganti dasawarsa, sudah empat dasawarsa terlewati.

Dari tahun ke tahun tentu ada saja perobahan yang terjadi dalam rangka Ulang Tahun Republik Indonesia , baik perobahan kepada kemajuan , ataupun perobahan kepada kemunduran dan keterbelakangan. Umpama dalam hal upacara bendera yang sakral itu,selama ini kita kenal upacara bendera dilakukan di lapangan atau daerah terbuka, namun kali ini berbeda sekali, dan ini untuk pertama kali terjadi di Indonesia, yaitu melaksanakan upacara bendera dalam rangka HUT Republik Indonesia di dasar laut, Ini terjadi hari Senen tanggal 17 Agustus 2009, diadakan di Malalayang Sulawesi Utara tepatnya di Manado Bukan hanya itu, ada yang lebih hebat lagi , peserta yang ikut upacara bendera yang langka itu di hadiri 2.486 ( dua ribu empatratus delapanpuluh enem) orang, mereka adalah para penyelam handal dari seluruh Indonesia. Satu lagi nilai tambahnya adalah bahwa salah satu stasiun televisi pusat di Jakarta menyiarkan acara ini secara langsung , tentunya dilengkapi dengan laporan pandangan mata dari dasar laut. Ini sebuah kemajuan .

Masih terjadi di Sulawesi, dihari yang sama, dan acara yang sama, para pecinta alam salah satu perguruan tinggi di Sulawesi Selatan melakukan pendakian sebuah bukit terjal di Enrekang , sebuah kota di sebelah utara kota Makasar ,dan memasang Sangsaka Merah Putih, Bendera Republik Indonesia yang berukuran 12 x 20 meter.Pemasangan Bendera besar itu di tebing yang terjal pada ketinggian 140 meter.Ini terjadi sekitar jam 10.00 pagi, Senen tanggal 17 Agustus Tahun 2009

Para pembaca yang saya hormati dan dirahmati Allah .Mari kita renungkan sejenak , sudah 64 kali di adakan peringatan atau ulang tahun Negari ini, sudah 64 tahun pula usia Republik tempat kita berdiam ini, mengingatkan pula kita pada usia Nabi Besar Muhammad SAW, saat beliau wafat dalam usia 64 tahun.Saya ingin bertanya pada anda, dengan sejujurnya , apakah arti kemerdekaan itu bagi anda selama ini .Apakah anda sudah puas dengan kemerdekaan yang sudah kita rasakan selama ini.

Saya melihat kita belum layak dan pantas mengatakan Merdeka, kecuali kita Merdeka dari penjajah, itu memang benar. Tapi tidak merdeka yang sesungguhnya. Bagaimana mungkin kalau lapangan kerja tak berimbang, pendidikan mahal dan susah, Negara tidak nyaman, teroris bisa sewaktu waktu meledakan bomnya, dimana mereka suka, korupsi tak mampu pemerintah membendungnya, biaya kesehatan sangat mahal, kabut asap menyesakan dada, berurusan administrasi di kantor pemerintahan susah dan pilih kasih, lampu penerangan rumah sering mati mendadak, ketersediaan air minum yang sehat jadi barang langka.

Kita perlu memahami kata kata Merdeka itu lagi, jadi tidak asal ikut merayakan saja, tidak asal upacara atau ikutan pawai saja.Saya memang pernah merayakan HUT RI, 40 Tahun yang lalu, waktu itu saya tidak paham apa itu Merdeka. Selanjutnya terserah anda mengartikan dan menafsirkan kata Merdeka itu

16 Agustus, 2009

Seputar Masjid dan Masjid An-Nur Pakanbaru


Saya eddy saputra, masa kecil saya habiskan di kota dingin Bukittinggi. Dari sebelum remaja sudah gemar pergi ke Masjid karena sering di ajak Ayah saya , dan sayapun sangat menikmatinya. Seringkali saya memperhatikan segala aspek yang berhubungan dengan rumah Allah itu, baik model atau disainnya, warna catnya, kubahnya, mimbar dan karpet atau kwalitas tikar yang digunakan. Entah kenapa kebiasaan itu ada pada saya, malah sampai sekarang.Tentu saya bersyukur dengan hobby saya yang saya anggap positip itu, setidaknya menurut pendapat saya sendiri.
Pendidikan terakhir saya tidaklah berhubungan langsung dengan Masjid , akan tetapi kecintaan padanya tetap tidak pernah berkurang sampai saya berusia setengah abat sekarang ini , malahan semakin rindu berlama lama menikmati suasana hati dan suasana di seputar Masjid dan lingkungannya. Saya sering terpana dan kagum menikmati arsitek sebuah Masjid, dimana saja kota yang saya singgahi baik di dalam negeri maupun di luar negeri seringkali yang menjadi perhatian dan sangat tergoda pada sebuah Masjid .
Kalau soal Getaran Hati memasuki sebuah Masjid memang tak ada yang saya rasakan penuh keharuan dan bahagia selain memasuki Masjid Nabawi, atau Masjid Nabi yang berada di Madinah ,mungkin karena disana kita berziarah mengunjungi kuburan Baginda Nabi Muhammad SAW, dan sudah barang tentu yang nomor satu adalah ketika kaki ini melangkah memasuki Masjidil Haram di Makkah al-Mukaramah.Ini adalah rumah Allah yang pertama di planet bumi yang kita diami ini. Masjid ini punya sejarah yang sangat panjang dan berliku. Dilain kesempatan mudah mudahan saya akan diberi kemudahan menulis khusus tentang MasjidIL Haram ini , yaitu tempat berkumpulnya umat Islam seduia menunaikan rukun Islam yamg kelima, melaksanakan panggilan Allah untuk melaksanakan ibadah Haji yang dilaksnakan setahun sekali.
Memang di Masjid lainnya tetap juga ada rasa kagum, terharu, nikmad mata memandangnya , seperti yang saya lihat dan rasakan di Masjid Syah Alam Kualalumpur Malaysia, Masjid Banten lama. Saya juga menyaksikan indahnya Masjid Raya Medan yang sudah berumur lebih dari seratus tahun, Masjid Agung Palembang, Masjid Al-Maskaz di Sulawesi yang di prakarsai oleh mantan Jenderal M Yusuf ,Masjid Agung al-Akbar di Surabaya, Masjid di beberapa kota di Kalimantan. Saya juga berkesempatan menikmati historisnya Masjid peninggalan Walisongo di Ampel Jawa Timur ,Gresik, Demak,Kudus,Cirebon dan kota lainnya. Tak ketinggalan menikmati indah nya masjid Agung Jawa Tengah yang arsiteturnya beritu indah dan agak terbilang spesial karena menggunakan Payung Otomatis seperti yang terdapat pada Masjid Nabawi di Madinah
Berbicara soal masjid , tak bisa dipisahkan dengan ornament pendukungnya seperti Kubah, Menara ,Bedug ,Sound System dan lain sebagainya yang dianggap perlu.Sesuai dengan perkembangan zaman terkadang kita tidak lagi menjumpai umpamanya Menara atau Bedug dalam sebuah Masjid ,Hal ini dikarenakan sempitnya lahan atau Masjid yang terdapat di perkantoran atau di salah satu gedung bertingkat, biasanya ini terdapat di kota besar metropolitan , baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

MASJID AGUNG AN-NUR PAKANBARU
Pada tanggal 14 Agustus 2009 saya berkesempatan sholat magrib di Masjid Agung An-Nur di Pakanbaru yang dibanggakan warganya. Kalau soal keindahan dan kebersihan Masjid, tergolong biasa biasa saja,tapi lumanyanlah, maklum merawat dan memelihara Masjid besar tidaklah mudah, perlu biaya dan menajemen yang baik dan transparan serta disiplin yang tinggi bagi pegurus dan segenap karyawannya. Perlu kerja keras dengan kesabaran serta control yang berkala dari semua pihak, termasuk Pemerintah Daerah Propinsi Riau, Propinsi nomor dua terkaya di Indonesia setelah Kalimantan Timur

.
Seperti biasa, sebelum dikumandangkan azan magrib di sore itu, saya nenikmati pemandangan dan melihat menara yang menjuang ke langit, walau sebelumnya saya agak enggan karena aroma kabut asap yang menganggu pernafasan , tapi nampaknya sudah terbiasa dan dianggap bukan masalah lagi oleh banyak warga kota. Luar biasa, ada empat buah menara .Di Indonesia jarang ada Masjid yang punya menara empat buah, paling hanya dua buah Menara seperti yang terdapat di Masjid Raya Jawa Barat di Bandung.


Saya berjalan disekitar areal parkir, memandang kesana kemari, saya saksikan plaza yang cukup besar berhiaskan ornament dari kejauhan. Lalu saya melihat juga sebuah Begug , kelihatannya Bedug ini baru dibuat, seiring dengan pemugaran besar besaran Masjid ini beberapa tahun yang lalu. Khusus soal Bedug ini , ada perasaan sedih yang mengganggu mata memandang, anda bayangkan saja bahwa belum sapai sepuluh tahun Bedugnya sudah tidak karuan saja, kayu yang digunakan berkesan asal asalan, tidak kering sehingga hampir semua sambungan merenggang, belum lagi standar penyangga yang tidak seimbang dan tidak kokoh.Bedug ini hanya satu muka saja, tidak seperti Bedug yang terdapat di hampir semua Masjid di tanah Jawa. Muka yang satu dibalut kulit sapi , yaitu Bedug itu sendiri., sedang yang satu lagi dibiarkan kosong, dan difungsikan sebagai bak sampah, atau setidaknya banyak sampah didalamnya. Anda silakan lihat sendiri kalau kurang percaya. Kesan saya Bedug ini tidak mewakili kemegahan sebuah Masjid besar. Ketika saya coba menabuhnya untuk mendengar bunyi yang dihasilkan , alangkah tidak bagus dan asal saja bunyinya ,tidak ada roh suara Bedugnya, hampa . Sangat disayangkan memang, tetapi entahlah, apakah pengurus /pemborong Masjid yang salah alamat memesan kepada yang tidak ahlinya, atau hanya berkeinginan yang murah saja.
Saya sarankan, kalau urusan untuk Bedug ini, serahkanlah pada yang ahli di bidang Bedug , atau sekadar menambah wawasan soal Bedug Masjid, silakan lihat di http://www.fajarbaru-cinderamata.blogspot.com/ . Jangan sayang dengan uang untuk perkara sebuah Bedug untuk Masjid, ini akan mencerminkan sebuah nuansa spiritual yang historis. Umpamanya ketika masuk saat berbuka di bulan Puasa, tabuhlah Bedug sebagai tanda masuk nya waktu Sholat Magrib dan saat berbuka ,ini akan berkesan mendalam bagi kaum muslimin yang mendengarkan, apalagi kalau bunyi Bedug nya indah dan bergema

.
Pekarangan masjid An-Nur relatif besar, lebih dari 10 hektar. Sepengetahuan saya tidak ada Masjid di Indonesia yang punya pekarangan atau halanan yang seluas itu, kecuali Masjid Dian Al-Mahdi atau dikenal juga dengan nama masjid Kubah Emas yang terdapat di Desa Limo. Luas Masjid Kubah Emas dan pekarangannya lebih dari dua kali pekarangan Masjid Agung An-Nur pakanbaru. Jadi berarti luas pekarangan Masjid paling besar di Pakabaru ini lebih besar dari lahan Masjid Istiqlal di Jakarta. Artinya bahwa Masjid An-Nur ini nomor dua terluas pekarangannya di Indonesia ( maaf kalau saya keliru )

.

Bisa dibayangkan berapa anggaran yang dikeluarkan untuk perawatannya, terutama perawatan taman dan rerumputan yang kelihatan sepele, yang kalau tidak dipangkas dua bulan saja sudah seperti ladang saja kesannya., seperti bangunan tinggal rupanya. Belum lagi memikirkan problem listrik Pakanbaru yang sangat kurang cantik, alias sering mati hidup, sering mati mendadak. Kalau toh ada diesel tentu biaya operasional Masjid akan bertambah, sementara pembayaran listrik dengan kondisi mati hidup ini ternyata tidak ada pengurangan biaya rekening yang seimbang. Tapi entahlah , bagaimana kebijakan pemerintah daerah soal listrik untuk sarana ibadah ini, saya tidak tahu banyak dalam hal itu.


Selanjutnya saya akan kemukakan sebuah keadaan yang realistis pada Lingkungan Masjid ini, yang sudah ada dan dapat sama sama kita lihat dan kita renungkan bersama, tepatnya di plaza yang terdapat di halaman Masjid. Plaza ini berukuran hampir 1(satu) hektar, atau kurang lebih 79 x 118 meter.
Coba anda perhatikan kalau seandainya anda melihat dari udara, akan terkesan bahwa plaza ini tidak mencerminkan sebuah seni islami yang kental dan detail, malahan seolah olah ada muatan tersembunya dari symbol agama lain.Sekali lagi saya minta maaf kalau pemahaman saya tidak sepaham dengan pemahaman pengelola Masjid atau pembaca.Gambar yang saya lampirkan adalah rekaman dari Satelit, dan tentunya akurat kalau dibandingkan dengan pendapat pribadi saya saja

.
Saya jadi teringat ketika seorang sahabat dulu pernah bercerita, bahwa ketika arsitek Silaban yang mendisain Masjid Istiqlal lebih dari 30 tahun yang lalu, terdapat kesalahan pada system pemasangan keramik salah satu sudut ruangan, ada perintah untuk membongkar keramiknya kembali, entah siapa yang memerintahkan saya tidak tahu pasti. Setelah diselidiki, konon ada pola pemasangan keramik yang menyerupai symbol agama tertentu,bukan mencerminkan nuansa islam, entah disengaja atau tidak disengaja, tentu hanya Tuhan yang tahu

.
Saya rasakan bahwa dalam masalah apapun , kita harus selalu waspada, mempertimbangkan segala sesuatu, harus selektif, arif bijaksana dan penuh pertimbangan yang matang agar kita terhindar dari segala mara bahaya yang tidak kita sadari kehadirannya. Baik berpengaruh secara langsung dengan kehidupan dan agama yang kita anut , maupun pengaruh yang tidak langsung kepada kehidupan kita serta agama kita yang selayaknya harus kita jaga bersama. Antara umat , umara dan ulama.

12 Agustus, 2009

KATA - KATA

SMS DARI SEORANG SAHABAT DI JAKARTA
Tuhan. . . . . .Kupaksa dan kupaksa angan citaku,tetapi nasibku dalam penentuan-Mu. Kupaksa dan kupaksa langkah kakiku, tetap saja jalanku berhenti dalam garis-Mu.
Kadang aku lancang mengatur waktu-Mu, menyerah juga aku dalam kuasa-Mu.
Akhirnya . . . . aku diam Kau gerakan. . . .
Aku bergerak . . . .Kau artikan
Aku artikan. . .Kau pahamkan.
Aku paham. . .Semua dalam kuasa-Mu
Menyerah aku Tuhan. . .Karena Kau Mulya. . .
Menyerah aku Tuhan. . .karena Kau Perkasa
Menyerah aku Tuhan. . .Karena Kau Kuasa
Menyerah aku Tuhan. . .karena Kau segalaNya
ENGKAU RAJA DIRAJA.


Metra12082009

09 Agustus, 2009

kalian keterlaluan


Hari ini beda sekali dengan hari hari biasanya. Cuaca panas menyengat, padahal matahari belum tergelincir ,angin kencang bak limbubu tak terkendali, dedaunan dan ranting berserakan kemana mana tak tentu arah, berantakan seperti kapal pecah kampung yang tadinya sejuk dan damai itu . Orang orang pada berlarian tunggang langgang kesana kemari seolah olah ada yang dikejarnya , atau ada yang mengejarnya, berlari tak tentu arah tanpa tujuan, padahal tidak ada yang dikejar dan tidak ada pula yang mengejar mereka...Tanpa kendali. Semua panik.


Seorang tetua kampung turun ke tanah lapang,berpakaian warna hitam sederhana dan berjubah, lengkap dengan tongkat nya, dia mencoba menenangkan kepanikan yang melanda negeri itu, lalu dia menaiki batu besar dan berdiri diatasnya dengan gagah berani. Sorbannya terlepas ditiup angin kencang , rambut panjangnya tergerai yang sesekali menutupi keriput wajahnya yang sudah sepuh , namun fisiknya masih sangat kuat untuk ukuran orang seusia seperti tokoh kampung ini.


Dengan mantap dan suara keras dia berbicara dalam bahasa tradisi yang dimengerti hanya oleh penduduk asli lembah subur itu.
Saya akan terjemahkan untuk pembaca semua pembicaraan orang tua sakti itu kepada semua penduduk negeri .
Katanya dengan suara lantang, , ,wahai orang, , ,cepatlah kalian berkumpul ditanah lapang ini, hilangkanlah kegelisahan yang melanda , lupakanlah kegalauan yang baru saja kau saksikan , , tidakkah kalian mengetahui bahwa ini bertanda sesuatu akan terjadi, , ,cepatlah berkumpul.Hayo segeralah . Wahai penduduk negeri yang kucintai, lekaslah kemari, , , ,Tetua berbicara berapi api


Orang orang mulai hilang kepanikannya , mulai datang akal sehatnya lagi, seiring dengan perginya limbubu dan keadaan mulai normal,sebagian memang masih ada yang tacingangak atau terpana karena fenomena yang baru saja mereka saksikan.
Dalam waktu tidak terlalu lama semua penduduk negeri sudah berada di tanah lapang, Ada yang pakai baju, ada yang bertelanjang dada dan ada pula hanya pakai kain sarung saja. Anak anak , orang dewasa , lelaki dan perempuan semua berkumpul jadi satu di tanah lapang ,demi kecintaan mereka pada tetua kampung. Mereka ingin mendengar petuah yang sudah lama tidak mereka dapatkan


Dan orang tua itu berbicara lagi dengan kerasnya, , , ,Tidakkah kalian tahu , apa kalian sudah lupa kejadian sepuluh tahun yang lalu, ketika itu negeri kita ini sangat makmur dengan hasil pertanian yang melimpah, ternak kita berkembang biak dengan susu segar yang lebih dari cukup untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. Sejenak orang orang terdiam, lalu seorang diantara kerumunan itu mengacungkan tangannya keatas, dia bertanya pada tetua yang agung,, , , , lalu apa gerangan yang akan terjadi yang mulia,, , ,jangan biarkan kami dilanda kemalangan yang kami tidak sanggup memikulnya.
Tetua yang penuh kharismatik itu dengan kasih sayang dan cinta berbicara lagi , , , Satu dasawarsa sudah berlalu,, , ,waktu itu kalian mulai terlena dengan kondisi kemewahan dan kemudahan, hidup kalian kaya raya . Lumbung padi kalian tak ada yang kosong,sementara rumah peribadatan lengang, lalu kalian lupa dan sebagian berpura pura lupa. Sungguh kalian melampai batas, sementera di kampung seberang sana banyak kelaparan dan penderitaan , anak anak mereka kurang gizi dan tidak bisa membaca tak kalian hiraukan,Kalian minum dari mata air kenikmatan sementara disana banyak genangan air mata dan kesengsaraan Kenapa kalian lalai setelah Tuhan memberi banyak kemudahan dan kenikmatan untuk penduduk negeri kita yang subur dan kita cintai bersama ini.


Tentu kalian masih terbayang petaka yang datang menimpa negeri ini sepuluh tahun lalu, longsor datang menerpa rumah penduduk, tanah pertanian yang subur berobah jadi lautan lahar yang panas membara ,gunung menumpahkan isi perutnya mengenai tanah subur kita.Tidakah kalian renungkan kenapa kampung yang dekat dengan sumber bancana tadak terkena, sementara lembah tempat bernaung kita jauh namun disapa bencana. Kenapa. ? ? ? ?
Katanya lagi dengan penuh semangat, , , , ,Sekarang ini, setelah sepuluh musim berlalu, setelah seratus lebih purnama terlewatkan, , ,sepertinya kalian mulai lupa kepada sejarah, , ,lupa kepada rizki yang mulai melimpah lagi, , ,kalian mulai congkak dan terkesan sombong, Ketahuilah bahwa tanah ini , tempat kita tinggal dan bercacok tanam ini tidak akan pernah rela adanya kemunafikan, keserakahan, ketamakan dan ketidak-adilan. Cepatlah berbenah , kembalilah ke jalan yang benar sebelum alam ini Berang…!!! Ramaikanlah tempat ibadah dan basahilah keningmu dengan air wudhu seperti sediakala. Bersyukurlah dan mintalah keberkahan pada Sang Pencipta.


Diantara orang orang yang mendengarkan petuah itu ada yang terisak isak karena keharuan dan tersentuh hatinya mendengar uraian yang penuh dengan kasih sayang itu. Seorang ibu berlinang air matanya karena tak tertahankan kepiluan hatinya menyadari keangkuhan dan kesalahan yang diperbuatnya selama ini.
Enam bulan sesudah kejadian itu , ketika musim panen tiba, sangat terasa perbedaan dengan musim yang lampau,. Kini semua orang orang berbahagia, tak ada yang tertindas , tak ada yang menindas, hidup rukun dan damai. Kebersihan negeri terjaga, rumah ibadah tidak lengang lagi.
Aku terpana di bawah sebuah pohon yang rindang , memandang ke anak sungai yang jernih airnya, diseberang sungai terdapat hamparan sawah yang baru dipanen, Nampak jelas bebukitan yang menghijau, dibelakang nya lagi terlihat gunung menjulang tinggi, dibelakang gunung ada hamparan langit biru,sebagian berawan. Tak dapat kusembunyikan rasa kagum pada alam yang sangat indah ,pemandangan yang mempesona jiwa , lukisan hidup Yang Maha Kuasa.


Aku saksikan kampung tetua di lembah itu, yang pernah diceritakan Ayah pada ku, dulu.