Beberapa hari yang lalu temanku masuk rumah sakit karena tenggorokannya terluka. Peristiwa ini sempat geger di warung ikan bakar dekat kantornya bekerja, malam itu Joko, demikian namanya, kerja lembur sehingga keluar kantor sudah pulul sepuluh malam. Perutnya keroncongan dan kebetulan disekitar kantor warung ikan bakar langganannya masih buka.
Dengan setengah berteriak Joko memanggil pelayan yang sudah dikenalnya dan langsung memesan makanan dan minuman apa adanya karena sudah mau tutup, tentunya ikan bakar menjadi menu utama yang dipesannya. Sambil menunggu makanan yang dipesan Joko menghubungi pacarnya agar segera menyelesaikan tugas akhir nya atau skripsi karena sudah mau lulus tahun ini. Nampak nya Joko sudah mempersiapkan rencana menikah setelah wisuda pacarnya.
Tak lama berselang makanan dan ikan bakar pesanannya terhidang, tentu saja lahap Joko makan kerena lapar. Baru saja makan tiga suap hp nya berdering, ternyata pacarnya yang telpon mengatakan kalau ibunya masuk rumah sakit karena kecelakaan , dan segera harus di operasi ringan karena pelipisnya robek tergores aspal ketika motornya jatuh. Joko meneruskan makan malam nya dengan terburu buru. Belum tuntas makan spontan lampu mati alias padam, Joko kaget dan keselek, lalu ketulangan sehingga tenggorokan nya luka di dalam.
Pacar Joko terhapus ketikannya di komputer, calon mertua Joko berantakan operasi ringannya. Semua itu akibat lampu sering mati di kota kami , dan tentu mati mendadak. Joko adalah sebagian contoh kecil, walau listrik sering mati tapi warga kota seolah tak berdaya, sudah merupakan hal yang biasa dalam kehidupan yang sudah merdeka ini. Merdeka saja sudah begini, apalagi kalau tidak merdeka ya. . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar