Pagi itu udara pengap dan bau busuk dimana mana, ibu muda itu menggendong anaknya yang sakit melewati gang sempit di kampung pinggiran kali yang tersumbat dan kumal itu . Ibu itu mau membawa anaknya berobat ke tabib, seseorang keturunan india yang baru buka praktek untuk masyarakat tak mampu. Lalu kenapa bukan ke dokter atau ke rumah sakit atau ke puskesmas ? ?
Menurut gunjingan dari mulut ke mulut bahwa ibu itu sudah tak percaya lagi dengan yang namanya rumah sakit atau segala macam itu. Entah kenapa. Sambil menghela nafas panjang sampai jugalah dia di tepat pengobatan orang india itu. Nampaknya , mulai ramai juga yang berobat kesana, mungkin karena manjur atau sugesti atau karena biaya sengat murah. Setelah menunggu tidak terlalu lama akhirnya sampailah kini giliran nya di panggil oleh sang tabib yang berjenggot lebat itu.
Anaknya langsung diperiksa dengan seksama oleh tabib, kenapa sampai dibiarkan kudis anak ibu menjalar kemana mana, lihatlah di lengan, lehernya dan bahkan sudah menjalar ke bagian kepala , kata tabib itu, , , , ya bagaimana ya pak ya, , saya juga bingung kok sudah di obat malah ga ada perobahan , malah makin menjadi , keluh ibunya, , , Si anak yang sakit seolah tak menhiraukan kegelisahan ibunya , , Tabib terheran dan terpana, seolah ada sesuatu dibelakang penyakit kudis ini.Sambil memberikan ramuan dan menuliskannya di buku besarnya tabib bertanya,siapa nama ibu,, , ,Pertiwi,katanya,Anak ibu, , , ,anak saya namanya nesia, nama lengkap kata tabib itu. Nama lengkap saya Ibu Pertiwi, nama lengkap anak saya Indonesia, , , Spontan mata tabib terbelalak,lalu dia bicara dengan suara pelan dan parau , , , , masa penyembuhan anak ibu bisa 25 tahun, kronis ,parah, mengakar, tapi masih bisa di selamatkan. Berdoalah dengan penuh kesadaran, sambil bu pertiwi pamit pulang sang tabib memberi oleh oleh berupa cermin.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar